Istilah Hinayana adalah istilah dalam
agama Buddha yang muncul setelah Mahayana berkembang.
Istilah ini sebenarnya kurang tepat dipakai. Penggunaan pasangan yang lebih
baik adalah Theravada - Mahayana, dan bukannya Hinayana - Mahayana. Hinayana
berarti kendaraan kecil, yang menunjukkan jumlah pengikut
agama Buddha yang lebih sedikit dibandingkan aliran Mahayana (kendaraan
besar). Aliran Hinayana disebut juga aliranTheravada. Hinayana merupakan aliran
agama Buddha yang menekankan kemurnian dan keotentikkan ajaran agama Buddha
sesuai dengan yang diajarkan Buddha Siddharta Gautama. Tidak seperti Mahayana
yang menggunakan bahasa Sanskerta, Hinayana menggunakan bahasa
Pali dalam peribadatan dan teks Tripitaka. Saat ini basis utama
pengikut aliran Hinayana tersebar mulai
dari Srilanka, Bhutan, Myanmar, Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Laos.
Pokok ajaran Hinayana :
a) Segala sesuatu bersifat fana serta hanya berada untuk sesaat saja. Apa
yang berbeda untuk sesaat saja itu disebut dharma. Oleh karena itu tidak
ada sesuatu yang tetap berada. Tidak ada aku yang merasa, sebab yang ada adalah
perasaan, demikian seterusnya.
b) Dharma-dharma itu adalah kenyataan atau relasi yang kecil dan pendek,
yang berkelompok sebagai sebab dan akibat. Karena pengaliran dharma yang
terus-menerus maka timbullah kesadaran aku yang palsu atau ada”perorangan” yang
palsu.
c) Tujuan hidup ialah Nirwana, tempat kesadaran ditiadakan. Sebab segala
kesadaran adalah belenggu karena kesadaran tidak lain adalah kesadaran terhadap
sesuatu. Apakah yang tinggal berada di dalam Nirwana itu, sebenarnya tidak
diuraikan dengan jelas.
d) Cita-cita yang tertinggi ialah menjadai arhat, yaitu orang
yang sudah berhenti keinginannya, ketidaktahuannya, dan sebagainya, dan oleh
karenanya tidak ditaklukkan lagi pada kelahiran kembali.
Kitab Suci Hinayana:
- Vinaya Pitaka, (peraturan-peraturan golongan para Bhiksu) berbicara mengenai Sangha. Terdiri dari 3 buah tulisan yang yang membicarakan peraturan-peraturan tata-tertib bagi para bhiksu.
- Sutta Pitaka, (keranjang pengajaran). Memuat 4 buah kumpulan yang besar dari pelajaran buddha. terdiri dari bermacam-macam ceramah yang diberikan oleh Buddha.
- Abhimdhamma Pitaka, berisi analisis ajaran Buddha. Terdiri dari 7 buah naskah, yang merupakan uraian-uraian ilmiah yanmg kering tentang dogmatika.
B. Aliran Mahayana
Mahayana (berasal dari bahasa Sanskerta, mahāyāna yang
secara harafiah berarti 'Kendaraan Besar') adalah satu dari dua aliran
utama Agama Buddha dan merupakan istilah pembagian filosofi dan
ajaran Sang Buddha. Mahayana, yang dilahirkan di India,
digunakan atas tiga pengertian utama:
- Sebagai tradisi yang masih berada, Mahayana merupakan kumpulan terbesar dari dua tradisi Agama Buddha yang ada hari ini, yang lainnya adalahTheravada. Pembagian ini seringkali diperdebatkan oleh berbagai kelompok.
- Menurut cara pembagian klasifikasi filosofi Agama Buddha berdasarkan aliran Mahayana, Mahayana merujuk kepada tingkat motifasi spiritual (yang dikenal juga dengan sebutan Bodhisattvayana ) Berdasarkan pembagian ini, pendekatan pilihan yang lain disebut Hinayana, atau Shravakayana. Hal ini juga dikenal dalam Ajaran Theravada, tetapi tidak dianggap sebagai pendekatan yang sesuai.
- Menurut susunan Ajaran Vajrayana mengenai pembagian jalur pengajaran, Mahayana merujuk kepada satu dari tiga jalan menuju pencerahan, dua lainnya adalah Hinayana dan Vajrayana. Pembagian pengajaran dalam Agama Buddha Vajrayana, dan tidak dikenal dalam ajaran Agama Buddha Mahayana dan Theravada.
Walaupun
asal-usul keberadaan Mahayana mengacu pada Buddha Gautama, para sejarawan
berkesimpulan bahwa Mahayana berasal dari India pada abad ke 1, atau abad
ke 1 SM. Menurut sejarawan, Mahayana menjadi gerakan utama dalam Agama
Buddha di India pada abad ke 5, mulai masa tersebut naskah-naskah Mahayana
mulai muncul pada catatan prasasti di India. Sebelum abad ke 11 (ketika
Mahayana masih berada di India), Sutra-sutra Mahayana masih berada dalam proses
perbaikan. Oleh karena itu, beragam sutra dari sutra yang sama mungkin muncul.
Terjemahan-terjemahan ini tidak dianggap oleh para sejarawan dalam membentuk
sejarah Mahayana.
Dalam
perjalanan sejarahnya, Mahayana menyebar keseluruh Asia Timur.
Negara-negara yang menganut ajaran Mahayana sekarang ini adalah Cina, Jepang,Korea dan Vietnam dan
penganut Agama Buddha Tibet (etnis Himalaya yang diakibatkan oleh
invasi Cina ke Tibet). Aliran Agama Buddha Mahayana sekarang ini adalah"PureLand", Zen, Nichiren, Singon, Tibetan dan Tendai.
Ketiga terakhir memiliki aliran pengajaran baik Mahayana maupun Vajrayana.
Pimpinan Besar
Mahayana
Ada tiga pimpinan besar Mahayana yang terkenal
dengan julukan “Tiga Matahari Mahayana”, karena merekalah yang memancarkan
sinar Mahayana hingga sampai di sebagian besar benua Asia seperti ; Tibet,
Nepal, Monggolia, Tiongkok, Korea, Jepang dan Indonesia.
- Nagarjuna Salah satu dari ahli-ahli filsafat terbesar di Mahayana adalah Nagarjuna, yang menurut cerita hidup sekitar abad ke-2 M. Golongannya itu dinamakan juga golongan Madhyamika atau penganut jalan tengah. Nagarjuna adalah pimpina Sangha yang ke 14. Beliau mendirikan suatu perguruan Mystik yang bernama Madhyamika dan membuat kitab :
- Madhyamika Suttra yang berisi penuh dengan Mystik dan Metaphysika.
- Prajanaparamita yang menceritakan tentang kekosongan benda-benda semuanya, juga tentang apa yang dinamakan Paramita (Enam kesempurnaan yang dimiliki oleh setiap Boddhisattva).
- Aryasangha muncul sekitar abad ke-4 M. Aryasangha menjadi tokoh yang sangat penting dari suatu golongan falsafi, yang telah berkembang sebelum zamannya dan yang terkenal dengan dua nama : “Vijnanavadin” (mereka yang mengajarkan bahwa yang sejati itu hanya kesadaran) dan “Yogacara” (mereka yang menempuh jalan yoga).
Beliau membuat kitab
bernama Yogacarabhunicastra.
- Canti Deva adalah salah satu pimpinan besar Mahayana yang terakhir. Dia mengarang kitab berjudul :
- Ciksasammucchaya (ikhtisar para siswa) berupa kitab syair.
- Bodhicaryavatara (jalan yang menuju kearah kebangunan kebijaksanaan)
Kitab Mahayana
Salah satu diantanya yang paling terkenal ialah Vimalakirti Sutra, yang berisi
tentang seseorang yang berumah tangga tetapi hidupnya lebih suci daripada
semuanya Bodhisattwa.
Banyak kitab-kitab Mahayana yang tidak boleh kita lupakan yang tidak diketahui siapa pengarangnya yaitu:
- Karandavyuha
- Sukhavatisvaha
- Saddharmapundarika
- Lankavatara Sutra
- Avatamkara sutra
- Vajraccedhika Sutra
3. Persamaan dan perbedaan antara Mahayana dan Hinayana
- Mengakui Buddha Sakyamuni sebagai guru agung yang telah tercerahkan.
- Bersumber pada kitab Suci Tipitaka (Pali=Hinayana) atau Tripitaka (Sanskrit=Mahayana).
- Mengakui bahwa keberadaan suatu individu adalah penderitaan dan menginginkan terbebas dari penderitaan ini.
- Kebebasan hanya tercapai jika telah melenyapkan Lobha/raga, dosa/dvesa dan Moha.
- Mengakui hukum karma/kamma yaitu hukum perbuatan siapa yang berbuat dia yang akan menerima buah akibatnya. Percaya pada kelahiran kembali yang sangat dekat dengan hokum karma yaitu ia yang berbuat baik akan terlahir di alam yang bahagia demikian sebaliknya.
- Mengakui adanya hukum sebab-musabab yang saling bergantungnan meski menurut TH.Stcherbatsky, Ph.D mereka mempunyai interpretasi masing-masing tetapi dalam hal ini mereka mengakui bahwa segala sesuatu adalah bergantungan (Paticcasamuppada/pratityasamutpada).
- 7. Mengakui Empat Kesunyataan Mulia sebagai doktrin Buddha yang benar dan mulia.
- Mengakui anicca/ksanika, dukkha/santana, dan anatta/anatmakam.
- Mengakui 37 Bodhipaksyadhamma/Bodhipakiyadhamma
- Mengakui bahwa dunia ini tiada permulaan atau awal begitu pula akhirnya.
4. Perbedaan antara Hinayana dan Mahayana
Perbedaan terpenting
antara Mahayana dan Hinayana berpokok kepada:
- Keanggautaan Sanggha;
- Cita-cita dan tujuan terakhir;
- pantheon (masyarakat dewa).
Namo Buddhaya,
ReplyDeleteBagus penjelasannya thanks