Daftar Bacaan

Friday, June 15, 2012

MEDITASI DAN JALAN TENGAH



  1. A.    Meditasi
Meditasi adalah membiasakan diri kita agar senantiasa mempunyai sikap yang positif, realistis dan konstruktif. Dengan bermeditasi kita akan dapat membangun kebiasaan baik dari pikiran kita. Meditasi dilakukan dengan pikiran, artinya meskipun kita duduk dengan sikap sempurna, melaksanakan meditasi dalam waktu yang cukup lama, namun pikiran kita berlali kesana kemari dengan liar, dan memikirkan objek-objek kemelekatan, itu bukanlah meditasi.
            Istilah meditasi sebenarnya dapat disamakan dengan istilah bhavana yang arti harfiahnya 'pengembangan batin' yakni usaha untuk  menumbuhkan batin terpusat, tenang, mampu dengan jelas melihat sifat batin sesungguhnya gejala apapun yang dapat merealisir Nibbana,suatu keadaan bathin ideal dari bathin yang sehat[1].
Sejarah Meditasi
            Dua ribu lima ratus tahun yang lalu, seorang putra mahkota pada usia 29 tahun saat seseorang berada dalam kegemilangan hidup, telah meninggalkan tahta yang penuh kemegahandan kekuasaan dan pergi ke hutan menjauhi keduniaanmencari obat untuk mengatasi penyakit kehidupan,mencari jalan keluar dari belenggu  ketidak pastian untuk mencapai nibbana.
            Dibawah bimbingan para ahli meditasi pada zaman itu, beliau mencari dengan Harapan bahwa mereka dapat menunjukan jalan kearah pembebasan dan kebijaksanaan.beliau melatih konsentrasi, pemusataan perhatian (Samatha atau samadhi) dan telah mencapai tingkat-tingkat tertinggi dari latihan-latihan tersebut.namun beliau merasa tidak puas karena tidak menghasilkan penerangan agung. Pengetahuan dan kemampuan guru beliau cenderung pada mistikdan karenanya tidak memuaskan lagi untuk mencari apa yang masih belum diketahuinya.
            Menjadi kepercayaan di india pada zaman itu terutama dikalangan para ahli kebatinan(ascetik) bahwa penyucian batin dan kebebasan akhir batin dapat diperoleh  dengan melatih diri secara keras, kalau perlu dengan menyiksa diri.beliau memutuskan untuk membuktikan kebenaranya, beliau mulai berjuang untuk melatih jasmaninya dengan harapan agar batinya dapat mengatasi jasmaninya dan mampu membebaskan dirinya. Dengan amat tekun dan rajin ia berlatih, beliau hanya hidup dengan makan dedaunan, akar-akar pohon sehingga mengurangi jumlah makanan hinggaminim,pakaianya sangat bersahaja yang dihimpunya dari sampah buangan dan tidur diantara bangkai dan hidup diatas duri.kekurangan makanan dan minuman membuat jasmani beliau lemah.
            Selama enam tahun lamanya beliau berjuang sedemikian kerasnya hingga hampir mendekati pintu ajal,namun tujuan tetap tidak tercapai. Cara menyiksa diri jelas baginya tidak berarti melalui pengalamanya sendiri.dengan kemauan dan semangat yang membara beliau mencari jalan lain untuk mencapai tujuan.beliau kini menyadari bahwa keberhasilaan yang diidamkanya terletak pada penyelidikan kedalam yaitu bathin sendiri. Dengan mantap dan keyakinan akan kemurnian bathin sendiri, tanpa bantuan guru beliau memutuskan untuk bertapa menyendiri untuk  mencapai tujuan akhir.
            Dengan bersila dibawah pohon yang kemudian terkenal dengan nama pohon bodhiatau pohon penerangan sempurna, di tepi sungai Neranjara, di gaya(sekarang terkenal Buddhagaya) suatu tempat yang sejuk dan mendukung kemantapan bathin dan tekad yang membaja. Sekalipun badanku tinggal kulit dan tulang serta darahku mengering, aku tidak akan meninggalkan tempat ini sebelum mendapat penerangan sempurna, begitu kuat pengabdianya, begitu keras tekadnya dalam mencapai kebenaran dan memperoleh kebijaksanaa tertinggi.
            Dengan akhir pandangan seperti itu, beliau menelusuri kedalaman bathinya untuk mencari cara meditasi yang dapat memberi ketenangan mutlak,penerangan dan kebebasan. dengan cara ana-apana-sati, beliau mencapai dan memasuki jhana pertama(hasil kedalaman meditasi yang disebut juga dhayana – sansakerta,suatu istilah yang sulit terjemahkan). Secara bertahap beliau mencapai dan memasuki Jhana kedua, ketiga, dan keempat. Dengan demikian beliau mempersiapkan diri membersihkan kotoran batin yang masih melekat dan mampu mengembangkan pandangan terang (Vipassana bhavana), pandangan benar dan kebijaksanaan mutlak yang membuat orang mampu memandang sesuatu sebagaimana adanya dengan mengetahui ketiga corak umum (Tilakkhana) atau tiga sifat dari apa saja yang saling terkait yaitu anicca, dukkha dan anatta. Dengan pandangan terang ini, dengan penembusan yang bijaksana beliau mampu memahami dan mengetahui semua kesempurnaannya, yaitu yang disebut sebagai empat kesunyataan mulia tentang penderiataan, sebab musababnya, lenyapnya dan cara mengakhirinya.
            Dengan mengetahui kesunyataan tersebut maka batinnya terbebas dari segala akar atau ikatan kenikmatan indrianya (kama-asava), kotoran batin kehidupan (bhava-asava), kegelapan batin (avijja-asava). Sewaktu batin terbebas dari mereka segeralah tumbuh pengetahuan dan pengertian 'pandangan benar timbul padaku, tak tergoyahkan kebebasan batinku.' Inilah kelahiranku yang terakhir, tiada kelahiran lagi untuk selanjutnya bagiku, tak ada hasrat untuk menjadi.
            Pangeran India ini dengan pribadi dinamis tidak lain adalah sakyamuni Siddharta Gautama (Siddhattha Gotama) Sang Budha.
Waktu telah berlalu dan sang budha tampaknya tidak pergi jauh dari kita. Sabda sang budha masih berkumandang di telinga kita dan mengatakan, agar kita jangan lari dari perjuangan namun harus tenang menghadapinya, dengan memandang bahwa justru kehidupan ini memeberi kesmpatan bagi kita untuk berkembang dan maju. Kepribadian masih berartisejak dulu hingga kini, dan seseorang yang memikirkan kemanusiaan sepersi sang budha yang bahkan hingga saat kini masih terasa hidup dan membangkitkan semangat, pastilah orang yang menakjubkan.
'Pesan sang budha diucapkan beribu-ribu tahun yang lalu namun selalu baru dan asli bagi mereka yang melatih diri dalam kerohanian, menyentuh pandangan kaum intelek dan meresap ke lubuk hati masyarakat.'

Dengan  melaksanakan meditasi kita akan dapat menumbuhkan kebiasaan baik dari pikiran dalam meditasi tingkah laku sehari-hari kita juga akan berubah. Kebencian, keserakahan, rasa iri hati yang membara di dalam diri kita dapat kita taklukan,  kita lalu menjadi tenang, merasa puas dan bertrimakasih, tidak lagi sesah gelisah dan frustasi.
Meditasi  buddhis ada dua macam yakni meditasi yang disebut samatha-bhavana yakni meditasi untuk mencapai  ketenangan hidup. Meditasi yang kedua adalah meditasi vipassana-Bhavana, meditasi yang dapat membersihkan kekotoran batin dan pikiran secara total, sehingga kita dapat mencapai pandangan tenang.[2]
Bavana artinya “pengembangan”, yaitu pengembangan batin dalam melaksanakan meditasi.

  1. Samatha- Bhavana
Samatha- Bhavana berarti pengembangan ketenangan batin.[3]
Perkembangan dari ketenangan adalah menuju pada pemusatan pikiran yang penuh, untuk mencapai penembusan didalam meditasi (Jhana).[4]
Samatha terbagi dua
a)      Paritta – Samatha : bagi mereka yang melaksanakan samatha- bavana tetapi belum mencapai Appana-Bhavana, di sebut paritta-Samatha.
Sebab pada saat itu yang ada hanya mahakusala atau mahakriya- JAPANA  yang timbul, dan jana yang ada pada saat itu mempunyai kekuatan yang lemah.
b)      Mahaggata- Samata : bagi mereka yang  melaksanakan Samatha- Bhavana dan telah mencapai Appana-Bhavana yaitu mahaggata  jhana, disebut Mahaggata- Samatha. Sebab pada saat itu yang ada hanya Mahaggatakusala atau mahaggratakriya-JAVANA yang timbul, dan jhana yang ada pada saat itu mempunyai kekuatan yang besar dan mampu konsentrasi pada obyek dengan kuat.

Jhana :
Jhana berarti tingkat kekuatan samadhi, atau tingkat kekuatan kemenunggalan pikiran terhadap obyek atau ada kalanya disebut tingkat ketenangan batin.
Terdapat 8 tingkatan jhana yaiitu:
  • Rupa-Jhana 4 atau Jhana Bermateri
1)      Phatama- jhana
Di dalam jhana pertama, Nivarana atau Rintangan Batin telah dapat di atasi dengan seksama. Rintangan Batin atau Nivarana itu adalah :
a)      Kamachanda atau Nafsu Kerinduan akan obyek-obyek indra yang menyenangkan.
b)      Byapada atau keinginan untuk menyakiti orang lain atau kemauan jahat.
c)      Thina-middha atau kemalasan atau kegeisahan atau kekhawatiran.
d)     Vicikiccha atau keraguan.
Kemudian timbul faktor-faktor Jhana pertama sebagai berikut:
VITTAKA(penopang pikiran), VICARA (gema pikiran), PITI (kegiuran), SUKHA (kebahagiaan) dan EKAGGATA (pemusatan pikiran).
2)      Dutiya- jana/ Jhana kedua
Faktor VITTAKA (penopang pikiran), dan VICARA (gema pikiran) mulai lenyap, karna kedua faktor ini bersifat kasar untuk Jhana kedua.
3)      Tatiya- Jhana
Faktor PITI (kegiuran) mulai lenyap,.
4)      Catutta- Jhana
Faktor SUKHA (kebahagiaan) mulai lenyap, karena sukha msh terasa kasar untuk jhana ke emmpat. Dalam Jhana ke empat ini hanya terdapat faktor EKAGGATA (pemusatan pikiran) dan UPEKKHA (keseimbangan batin).

  • Arupa-Jhana 4 atau jhana tanpa materi
5)      Akasanancayatana- Jhana atau perenungan terhadap  keadaan dari konsepsi ruangan tanpa batas
6)      Vinnanancayatana-Jhana atau perenungan terhadap keadaan dari konsepsi kesadaran tanpa batas
7)      Akincannnayatana-Jhana atau perenngan  trhadap keadaan dari konsepsi kekosongan
8)      Nevasannannasannayatana-Jhana atau perenungan terhadap keadaan dari konsepsi bukan pencerapan pun bukan tidak pencerapanpun.
Setiap Jhana mempunyai 3 makna, yaitu:
  • “pembersihan”
  1. Pembersihan pikiran yang terbebas dari Nirvana/ rintangan batin.
  2. Gerakan pikiran yang menuju keenangan
  3. Tercapai ketenangan batin
  • “Keseimbangan”
  1. Keseimbangan pikiran yang telah dibersihkan
  2. Gema pikiran seimbang yang merupakan ketenangan bathin
  3. Tercapainya keseimbangan batin
  • “kepuasan”
  1. Puas atas keseimbangan batin
  2. Puas atas keselarasan keadaan kemauan
  3. Puas pada effektivitas  dari tenaga
  4. Puas pada kelancaran daam pengulangan proses-proses itu.


Dalam melaksanakan Samatha- Bhavana kita bebas untuk memilih obyek yang sesuai untuk diri kita. Dalam Samatha-Bhavana ada 40 macam pokok obyek meditasi, yaitu:
  1. Kasina 10 (10 wujud benda)
1)      Pathavi-Kasina: perwujudan tanah
2)      Apo-kasina: Perwujudan air
3)      Tejo-Kasino: perwujudan api.
4)      Vayo-kasino: perwujudan hawa/udara
5)      Nila-kasina: perwujudan warna biru laut
6)      Pita-kasina:perwujudan warna kuning
7)      Lohita-Kasina: perwujudan warna merah
8)      Odata-kasina: perwujudan warna putih
9)      Aloka-kasina :perwujudan cahaya
10)  Akasa-kasina :perwujudan ruangan terbatas.
  1. Asubha 10 (10 wujud kekotoran)
1)      Uddhumataka: perwujudan suatu mayat membengkak
2)      Vinilaka : perwujudan suatu mayat wrna muka kebiru-biruan
3)      Vipubbaka: perwujudan suatu mayat bernanah
4)      Vicchiddaka: perwujudan suatu mayat terbelah tengahnya
5)      Vikkahayitaka: perwujudan suatu mayat di gerogoti binatang dan lain-lainnya
6)      Vikkhittaka: perwujudan suatu mayat yang telah hancur baur
7)      Hatavikkhittaka: perwujudan suatu yang busuk dan hancur
8)      Lohitaka : perwujudan suatu mayat yang berdarah
9)      Puluvaka : perwujudan suatu mayat yang dirubung  penuh belatung (kutu)
10)  Atthika :perwujudan suatu tengkorak
  1. Anussati 10 (10 macam renungan)
1)      Buddhanussati : perenungan terhadap jasa-jasa sang buddha
2)      Dhammanussati: perenungan terhadap jasa-jasa Sang Dhamma
3)      Sanghanussati : perenungan terhadap jasa-jasa Sang Sangha
4)      Silanussati : perenungan terhadap sila yang dilaksanakan
5)      Caganussati : perenungan terhadap Dana yang teah diberikan
6)      Devatanussati :perenungan terhadap jasa-jasa yang dapat mengakibatkan  kelahiran dialam Dewa
7)       Marananussati: perenungan terhadap kematian yang akan dialami
8)      Kayagatasasi : perenungan terhadap kekotoran jasmani
9)      Anapanasati : perenungan terhadap keluar masuknya napas
10)  Upasamanussati : perenungan terhadap keadaan nirwana, yang terbebas dari kekotoran batin dan derita.
  1. Appammanna 4  (4 keadaan yang tidak terbatas)
1)      Metta: cinta kasih yang universal, tanpa pamrih
2)      Karuna :Belas kasihan
3)      Mudita: Simpati
4)      Upekkha: keseimbangan batin
  1. Aharepatikulasanna 1 (1 perenungan terhadap makanan  menjijikan)
Yaitu merenungkan bahwa makanan adalah barang yang menjijikan bila telah berada dalam perut; direnungkan sampai kejijikn itu dirasakan.
  1. Catudhatuvavatthana 1 (1 analisa terhadap  keempat unsur)
Yaitu merenungkan unsur  tanah (pathavi) dan lain-lainnya yang berada pada dirikita
  1. Arupa 4 (4 renungan tanpa materi)
1)      Kasinugaghatimakasapannatti : obyek ruangan yang sudah keluar dari Kasina
2)      Akasanancayatana-citta:obyek kesadaran yang tanpa batas
3)      Natthibhavapannatti :obyek kekosongan
4)      Akincannayatana-citta:obyek bukan pencerapan, pun bukan tidak pencerapan.
Waktu yang baik untuk bermeditasi :
  • Pagi antara jam 04.00- 06.00
  • Sore antara jam 16.00- 18.00
  • Malam antara jam 19.00- 22.00
Cara-cara meditasi :
a)      Bacalah paritta dahulu sebelum bermeditasi
b)      Setelah itu duduk bersila , punggung dan dada harus lurustetapi dalam keadaan lemas tidak tegang/kaku.
c)      Mata melihat obyek yang diambil untuk beberapa saat,kemudian mata dipejamkan dan pikiran membayangkan obyek yang diambil tadi
d)     Pada tingkatan permulaan pikiran tentunya tidak dapat membayangkan obyek dalam waktu yang lama.
e)      Sebelum melaksanakan meditasi, sebaiknya minta petunjuk nasehat kepada guru meditasi atau mereka yang telah berpengalaman mengenai meditasi.
Tempat untuk meditasi :
Sebaiknya tempat itu sunyi, hawa udara baik dan terbebas dari gangguan nyamuk dan lain-lain.[5]
  1. Vipassana- Bhavana
Vipassana artinya pandangan terang. Vipassana adalah nama dari panna (kebijaksanaan), dan panna yang dapat mengetahui apa atau melihat apa disebut vipassana. Jadi vipassana adalah mengetahui atau melihat rupa-nama (materi-batin) sebagai tidak kekal  (anicca), derita (dukka) dan tanpa aku (anatta).[6]
Perkembangan dari pandangan terang.
Ada 6 macam obyekdalam melaksanakan Vipassana-Bhavana yaitu :
1)      Khanda 5 (lima kelompok kehidupan),
2)      Ayatana 12 (dua belas indra bagian dalam dan luar)
3)      Dhatu 18 (delapan belas unsur)
4)      Indriya 22 (22 indra)
5)      Paticcasamuppada 12 (12 hukum sabab musabab yang saling bergantungan)
6)      Ariyasacca 4 (4 kesunyataan mulia).
Semuanya disingkat menjadi Nama-Rupa (Batin-Jasmani)
            Meditasi Vipassana-Bhavana ditempuh untuk mencapai Nibbana (nirvana).
Persiapan yang harus di ketahui oleh orang yang ingin mengikuti latihan vipassana-bhavana.
v  3 syarat yang harus dipatuhi   :
1)      Upanissaya; ia harus diam di pemondokan di bawah asuhan seorang pelatih yang pandai.
2)      Arakkha; ia harus menjaga ketajaman enam indranya sehingga berada dalam keadaan baik.
3)      Upanibandha; ia harus menjaga pikirannya supaya terkonsentrasi pada empat macam perenungan.
v  Kewajiban yang ingin menempuh meditasi ini:
1)      Ia harus mempunyai tekad untuk tidak berhenti berusaha sebelum mencapai Dharma yang sempurna.
Ia harus mengurangi maka, tidur, bicara,menulis dan membaca.
2)      Ia harus mengendalikan mata,telinga,hidung,lidah,badan dan pikiran.
3)      Ia harus melakukan segala sesuatu dengan perlahan-lahan, seperti berdiri,berjalan, duduk dan bersandar.
4)      Ia harus melakukan semua gerakan dengan tiga faktor yang bermanfaat yaitu; tenaga,kewaspadaan dan perlatihan.
v  Kegiatan yang harus dihindari :
1)      Kammaramata; menyibukan diri dengan berbagai kegiatan; membersihkan tempat tinggal, menulis, membaca buku-buku.
2)      Niddaramata; banyak tidur sehingga mengendorkan usahanya.
3)      Bhassaramata; banyak bicara,mengobrol .
4)      Samganikarmata; merasa senang dengan orang banyak, dan bukan dalam kesunyian.
5)      Aguttadvarata; tidak mengendalikan dengan baik enam pintu dari idranya itu.
6)      Bhojane amattannuta; kurang bisa mengurangi makan, suka makan berlebihan.
7)      Yathavimuttam cittam na paccavekkhati; gagal untuk menyadari kegiatan pikiran sewaktu pikiran itu sedang berada didalam satu gagasan, atau gagal untuk memegang suatu gagasan di dalam pikiran dan gagal untuk menyadari kejadian itu.
v  Cara memasuki latihan vipassana Bhavana:
1)      Pada hari memasuki latihan, bawalah dupa, lilin, dan bunga untuk upacara sembahyang di Altar sang buddha,
2)      Berilah hormat pada guru yang memimpin latihan itu.
3)      Bakarlah dupa dan lilin sebagai sajian kepada Tri-ratna.
4)      Para bhikkhu harus lebih dahulu melakukan pengakuan, dan umat buddha biasa harus memohon Attha-Sila (delapan jalan).
5)      Berilah hormat pada Tri-Ratna dan guru latiha dengan menyebut;
‘Imaham Bhagava attabhavam tumhakam periccajami’
Sang Bhagava, saya bersujud kepada sang Buddha, Sang Dhamma dan Sang Sangha demi latihan Vipassana-Bhavana dari ssat ini dan seterusnya.
‘Imaham acariya attabhavam tumhakam pariccajami’
Acariya (guru), saya memberi hormat kepada mu guru demi latihan Vipassana-Bhavana dari saat ini dan seterusnya.
‘Nibbanassa me bhante/acariya sacchikaranatthapa kammatthanam dehi’
Bhante/acariya, sudilah kiranya Bhante/Acariya memberi saya petunjuk-petunjuk untuk latihan Vipassana-Bhavana supaya dapat memahami sang jalan, sang pahala, dan Nirwana.
‘aham sukhito homi niddukkho homi avero homi abyapajjho homi aningho homi sukhi attanam pariharami’
Semoga saya berbahagia , bebas dari penderitaan, pembalasan, kesulitan,kesukaran, bahaya dan semoga saya selamat dan sentosa.
‘Sabbe satta sabbe pana sabbe bhuta sabbe puggala sabbeattabhavapriyapanna’
‘Sabbe itthiyo sabbe purisa sabbe ariya sabbe anariya sabbe deva sabbe manussa.
‘Sabbe vipatika avera abyapajjha anigha hontu sukhi attanam pariharantu’.

Manfaat Meditasi
  • Meditasi mempermudah anda untuk mencapai Nibbana.
  • Jika anda sangsi dan tidak tertarik akan jalan hidup beragama, meditasi dapat membantu anda keluar dari kesangsian dan melihat nilai-nilai praktis dari tuntutan keagamaan.
  • Jika anda frustasi dan patah hati karena kurangnya pemahaman terhadap kehidupan dan dunia yang tidak pasti ini, maka meditasi dapat benar-benar membimbing dan membantu anda untuk memahami kondisi dunia yang selalu berubah.
  • Jika anda orang yang berpikiran sempit, meditasi dapat membantu anda mengembangkan pengertian yang bermanfaat bagi diri anda, teman, dan keluarga anda, untuk menghindari salah pengertian.
  • Jika anda sangat dipengaruhi emosi, dengan meditasi emosi anda tidak akan mendapat kesempatan untuk menjerumuskan anda.
  • Jika anda orang yang bijaksana, meditasi akan menuntun anda ke kebijaksanaan tertinggi dan anda  akan melihat segala sesuatu seperti apa adanya, bukan tampaknya. [7]


  1. B.     Jalan Tengah (majjbimapattipada) 
hutan yang sunyi, Manusia Besar kerap kali menyadari Kebenaran-Kebenaran yang mendalam dan memecahkan masalad-masalah yang rumit. Pertapa Gotama dari pengalaman pribadi sepenuhnya sekarang yakin tentang tidak bermanfaatnya penyiksaan diri, walaupun dianggap sangat perlu untuk pembebasan oleh pertapa ahli filsafat masa itu, yang sesungguhnya melemahkan kecerdasan seseorang, dan berakibat kelesuan dalam semangat. Beliau meninggalkan untuk selamanya hal yang ekstrim yang menyakitkan ini sebagaimana beliau meninggalkan ekstrim tentang kesenangan sendiri yang cenderung memperlambat kemajuan moral. Beliau memahami gagasan tentang pemakaian Jalan Tengah Emas yang kemudian menjadi salah satu Ajaran utama beliau.
            Beliau teringat ketika diajak ayahnya membajak, beliau duduk di bawah naungan pohon jambu yang sejuk, asyik dalam perenungan pernafasan beliau sendiri (meditasi pernafasannya sendiri), yang berakibat pencapaian Jhana Pertama (keadaan kegembiraan). Setelah itu beliau berpikir: "Nah, inilah Jalan ke Penerangan Sempurna."
            Beliau menyadari bahwa Penerangan Sempurna tidak dapat dicapai dengan tubuh yang amat lelah seperti itu: Kesehatan jasmani perlu sekali untuk kemajuan batin. Jadi beliau memutuskan untuk memberi makan pada tubuhnya secara sedikit-sedikit saja dan makan beberapa makanan kasar baik yang keras maupun lunak.
            Lima orang pengikut kesayangannya yang menyertai beliau dengan pengharapan yang besar, berpikir bahwa Kebenaran apapun yang pertapa Gotama akan dapat pahami, akan beliau berikan pada mereka, merasa kecewa pada perubahan yang tak terduga ini, dan meninggalkan beliau serta tempat itu, pergi ke Isipatana, sambil berkata bahwa, "Pertapa Gotama telah menjadi mewah, telah berhenti berusaha, dan telah kembali pada suatu kehidupan yang menyenangkan."
            Pada keadaan yang penting ini ketika bantuan sangat dibutuhkan, mereka meninggalkan beliau seorang diri. Beliau tidak berkecil hati, tetapi kepergian mereka yang disengaja menguntungkan beliau walaupun kehadiran mereka selama perjuangan beliau yang hebat, bermanfaat bagi beliau. Seorang diri, dalam[8]

Penelusuran delapan jalan mulia
1)      Pandangan yang benar
Jalan pertama dari delapan jalan mulia yaitu pandangan yang benar sederhanyanya memandang dengan benar adalah memandang dunia tanpa bias, bebas dari segala perasangka, memandang dunia dengan kearifan sepiritual. sebagian besar penderitaan manusia disebabkan oleh cara mereka memandang.
Oleh karena itu, kita harus mengetahui cara menyeleksi data-data yang diterima mata kita setiap hari, karna inilah yang sangat mendorong emosi manusia. Agar bisa melakukan penyeleksian anda harus membiasakan diri merenung dan berefleksi dengan tenang di sore hari, mengatur pernafasan, dan menenangkan pikiran agar bisa menemukan harmoni di dalam batin anda.
Dalam pengertian tradisional agama Buddha, pandangan yang benar diartikan sebagai cara melihat sesuatu berdasarkan empat kebenaran mulia kebenaran penderitaan, kebenaran sebab, kebenaran kehancuran, dan kebenaran jalan) serta menganalisis sesuatu berdasarkan hukum sebab-akibat.

2)      Pikiran yang benar
Jalan kedua dari delapan jalan mulia adalah pikiran yang benar. Refleksi diri terhadap jalan pikiran yang benar ini  adalah dengan mengkaji diri anda apakah sudah berpikir berdasarkan kebenaran sang Budha ataukah tidak.
Dalam ajaran tradisional budha, pikiran yang benar bisa diartikan sebagai jalan penyelesaian terbaik dalam rangka melanjutkan perjalanan menuju pencerahan dan selalu membuat keputusan-keputusan yang tepat dalam persoalan sehari-hari.
Pikiran yang benar adalah pikiran yang melepaskan kesenangan dunia, dan yang terbebas dari kemelekatan serta sifat mementingkan diri sendiri. Pikiran yang penuh dengan kemauan baik, cinta kasih, kelemah lembutan dan yang terberbebas dari i’tikad jahat dan lain-lain.
3)      Perkataan yang benar
Sebagian besar penderitaan manusia berkaitan dengan kata-kata. Kata-kata berkaitan berat dengan kebahagiaan dan penderitaan manusia, dan jika kata-kata yang diucapkan manusia disampaikan dengan cara dan nada yang tepat, dunia ini tentu akan menjadi tempat terbaik untuk dihuni.
Kata-kata dapat menjadi ukuran untuk menilai karakter orang yang mengucapkannya. Oleh karena itu menelaah dan memeriksa kata-kata yang anda pakai selama sehari adalah titik paling tepat untuk melakukan refleksi diri.
Kalo anda merasa sakit dan tertekan atau ketika anda merasa cemas akan sesuatu, itu tandanya anda mengucapkn kata-kata negatif. Kata-kata negatif adalah kata-kata yang tidak menyebabkan orang lain lebih bahagia,kata-kata menyakiti, yang menjatuhkan atau yang menakut-nakuti orang lain.
4)      Tindakan yang benar
Ajaran buddha mengartikan tindakan yang benar sebagai larangan melakukan tindakan-tindakan kejahatan, seperti membunuh,mencuri dan tidak menghormati orang yang lebih tua, tapi dalm masyarakat sekarang tindakan-tindakan kejahatan telah diatur oleh hukum positif.
5)      Kehidupan yang benar
Refleksi diri dari perspektif “hidup sempurna” atau hidup yang benar.
Adalah merefleksikan setiap hari dalam kehidupan kita, membandingkannya dengan hari terbaik yang bisa anda bayangkan sebagai hari terakhir dalam hidup anda yang harus dijalani sebaik mungkin.
Menurut ajaran buddha, melakukan tindakan kejahatan atau memilih pekerjaan-pekerjaan yang berlawanan dengan ajaran kebenaran buddha, seperti mengerjakan materialisme, doa yang salah atau keyakinan yang menyimpang, dianggap sebagai tindakan yang akan merusak kehidupan yang benar.
6)      Usaha yang benar
Usaha yang benar berarti kerja keras berdasarkan jalan kebenaran Budhha.
Ada dua titik yang harus kita gunakan untuk melatih refleksi diri tentang jalan usaha yang benar. Titik pertama adalah memandang dunia ini sebagai tempat latihan jiwa. Titik kedua adalah mengetahui apakah tingkat spiritualitas kita meningkat dan berkembang atau tudak.
7)      Kesadaran yang benar
Kesadaran yang benar adalah membentuk garis panduan bagi refleksi diri dalam rencana hidup anda, membentuk visi kearah masa depan yang akan anda jalani.

8)      Konsetrasi yang bener
Konsentrasi yang benar, terkait berat dengan tujuan tertinggi agama karna agama pada dasarnya adalah disiplin konsentrasi spiritual, yang memungkinkan kita berkomunikasi dengan ruh-ruh yang lebih tinggi di dunia lain dan,bahkan lebih dari itu,membuat kita semakin mampu selaras dengan kehendak buddha sembari merasakannya.[9]
Jalan tengah atau kedelapan jalan mulia diatas secara garis besar dapat di bagi menjadi sila,samadha, dan panna.
Sila adalah ajaran kesusilaan yang didasarkan atas cinta kasih dan balas kasih terhadap sesama mahluk, (ucapan benar,perbuatan yang benar, dan pencaharian yang benar)
Samadha adalah konsentrasi,(usaha yang benar,perhatian yang benar/kesadaran,konsentrasi yang benar)
Panna adalah kabijaksanaan,(pengertian benar/pandangan, pikiran benar).[10]




Kesimpulan
            Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa meditasi adalah membiasakan diri kita agar senantiasa mempunyai sikap yang positif, realistis dan konstruktif. Dengan bermeditasi kita akan dapat membangun kebiasaan baik dari pikiran kita. Meditasi dilakukan dengan pikiran, artinya meskipun kita duduk dengan sikap sempurna, melaksanakan meditasi dalam waktu yang cukup lama, namun pikiran kita berlali kesana kemari dengan liar, dan memikirkan objek-objek kemelekatan, itu bukanlah meditasi

DAFTAR PUSTAKA

Panjika,Rampaian dhamma,Jakarta: DPP Peritubi ,juli 2004.
Okawa Ryuho,Hakikat ajaran Budha,Jogyakarta:Saujana, juli 2004.
Thera Piyadassi,Meditasi Buddhis,Surabaya:Paramita,2005.
Dhammananda Sri,Meditasi untuk siapa saja,Pustaka Karaniya, Juni 2003.
Mahatera Ven Narada(alm), Sang Budha dan Ajaran-ajaranya,Jakarta:Yayasan  Dhammadip Arama.


[1] Piyadassi thera,Meditasi Budhis.hal.27

[2] Maha Nayaka Sthavira A. meditasi untuk pendidikan tinngi agama Buddha. Hlm.1.

[3] Panjika,Rampaian dhamma, hlm.185.

[4]Maha Nayaka Sthavira A. meditasi untuk pendidikan tinngi agama buddha.hal 105

[5] Panjika,rampaian dhamma,hlm.188-210.

[6] Panjika,rampaian dhamma,hlm.212.

[7] Sri Dhammananda,meditasi untuk siapa saja,hal 31-36

[8] Alm.Ven NARADA Mahatera,sang Budha dan Ajaran-ajaranya,hal 22

[9] Ryuho Okawa. Hakikat Ajaran Buddha.hlm.55-77

[10] M.ikhsan tanggok, agama Budha, hal.67-68.

1 comment:

  1. Merkur 20C Review - Merkur 20C Review - DEccasino
    Merkur 20C is a classic Merkur safety razor. It has the same head design as 메리트카지노 the 90s vintage Merkur 34C but with a few tweaks. Features. 우리카지노 쿠폰 The 메리트카지노 razor has

    ReplyDelete