Daftar Bacaan

Friday, June 15, 2012

TANTRAYANA



Wajrayana atau kadang ditulis Vajrayana, adalah suatu ajaran Buddha yang di Indonesia lebih sering dikenal dengan nama Tantra atau Tantrayana. Namun banyak juga istilah lain yang digunakan, seperti misalnya: mantrayana, ajaran mantra rahasia, ajaran Buddha eksoterik. Wajrayana adalah merupakan ajaran yang berkembang dari ajaran Buddha Mahayana, dan berbeda dalam hal praktek, bukan dalam hal filosofi. Dalam ajaran Wajrayana, latihan meditasi sering di barengi dengan visualisasi.


Istilah "Wajrayana" berasal dari kata vajra yang dalam bahasa sanskerta bermakna 'halilintar' atau 'intan'. Wajra melambangkan intan sebagai unsur terkeras di bumi, maka istilah Wajrayana dapat bermakna "Kendaraan yang tak dapat rusak".


Buddhadharma atau Buddhisme mulai masuk ke Tibet sekitar abad ketujuh pada masa pemerintahan Raja Songtsen Gampo. Pada abad kedelapan, Buddhisme mulai berakar di Tibet, yaitu pada masa pemerintahan Raja Trisong Detsen. Acharya Padmasambhava dan Abbot Shantirakshita membantu Raja untuk membawa dharma ke Tibet dan menerjemahkan ajaran-ajaran Buddha ke dalam bahasa Tibet. Semua ajaran dan praktik Buddhisme Tibet berasal langsung dari Buddha Sakyamuni. Tidak dapat dipungkiri bahwa ajaran yang berada di Tibet mempunyai hubungan ke suatu tradisi di India. Vajrayana memiliki 4 tradisi atau silsilah, yakni: Silsilah Nyingmapa, Silsilah Sakyapa, Silsilah Kagyudpa, dan Silsilah Gelugpa.


Silsilah Nyingmapa

Silsilah Nyingma (sering disebut silsilah Terma) merujuk pada Buddha Samantabhadra, Vajrasattva, dan Garab Dorje dari Uddiyana. Sosok yang paling penting dalam Nyingma adalah maha guru dari India Guru Padmasambhava, sebagai pendiri dari silsilah Nyingma, yang datang ke Tibet di abad kedelapan. Padmasambhava diundang oleh Raja Mindrolling Trichen Trisong Deutsan (742-797) untuk memusnahkan kekuatan jahat dan mendirikan pusat pengajaran agama Buddha di Tibet. Ia dikenal dengan nama Guru Rinpoche (guru yang amat berharga). Selama bertahun-tahun Guru Rinpoche dan Abbot Shantarakshita mengajarkan sutra dan tantra secara menyeluruh di Tibet. Padmasambhava menyembunyikan secara gaib ratusan Terma (ajaran dan petunjuk) dalam bentuk: kitab suci, gambar, artikel / teks upacara agama, yang hanya dapat ditemukan oleh orang tertentu yang memiliki pencapaian, pada masa depan. Sebagian dari Terma ini telah ditemukan, dan diajarkan secara rahasia dari guru ke murid. Maka muncullah istilah silsilah Terma (wahyu). Pimpinan Nyingma saat ini adalah Yang Mulia Mindrolling Trichen Rinpoche, yang mendirikan biara Mindrolling di Clementown, Dehradun, India.
Silsilah Sakyapa
Silsilah Sakya dimulai dari seorang yogi besar India, Virupa (abad ke-9), salah satu dari 84 Mahasiddhas yang amat terkenal dan memiliki pencapaian serta dapat melakukan berbagai keajaiban. Melalui Gayadhara (994-1043) silsilah ajaran diturunkan kepada seorang murid Tibet bernama Drokmi Lotsawa Shakya Yeshe (992-1072 ). Drokmi Lotsawa kemudian menurunkan silsilah ajaran kepada murid utamanya, Khon Könchok Gyalpo (1034-1102), yang membangun biara besar di wilayah Tsang, di pusat Tibet. Tradisi garis silsilah Sakya berhubungan erat dengan keluarga Khon, yang menurut sejarahnya berasal dari mahluk sempurna yang memiliki pencapaian tinggi. Silsilah ini berlanjut terus hingga sekarang sejak masa Könchok Gyalpo (1034-l102), sebagai pendiri tradisi sakya. Pimpinan silsilah ajaran Sakya saat ini adalah Yang Mulia Sakya Trizin (Ngakwang Kunga Thekchen Palbar Samphel Ganggi Gyalpo), yang lahir pada tahun 1945 di Tsedong, Tibet. Yang Mulia Sakya Trizin tinggal di Rajpur, India dan melakukan perjalanan ke seluruh dunia untuk menyebarkan ajaran silsilah Sakya demi kebahagiaan semua mahluk. Pada tahun 1974, Yang Mulia Sakya Trizin menikahi Dakmo Tashi Lhakyi dan memiliki dua anak, Ratna Vajra Rinpoche (lahir tahun 1974) dan Jnana Vajra Rinpoche (lahir tahun 1979).

Silsilah Kagyudpa

Silsilah Kagyud dimulai dari Mahasiddha agung Tilopa (988-1069), salah satu dari 84 mahasiddhas besar India, yang pertama kali mengembangkan wawasan spontan. Pencapaian ini diperoleh melalui methoda yang diajarkan oleh Buddha Sakyamuni hanya kepada murid terdekat beliau. Tilopa sendiri sebenarnya bukanlah manusia biasa. Ketika Tilopa masih muda, ada sosok Dakini bertampang seram yang menampakkan diri di hadapannya. Tilopa menanyakan status, asal-usul dan keluarganya, dan Dakini ini menjawab : “Negrimu adalah Udiyana, ayahmu adalah Chakrasamvara, ibumu adalah Vajrayogini”. Tilopa kemudian menurunkan garis silsilah Kagyu kepada Naropa (1016-1100) dan diteruskan kepada Marpa Lotsawa (1012-1097), berlanjut kepada Milarepa (1052-1135) seorang yogi yang amat terkenal di Tibet, yang mencapai pencerahan dalam 1 kehidupan (Malarepa awalnya adalah seorang dukun aliran Bon yang berilmu amat tinggi, yang telah membunuh penduduk sebuah desa dengan jalan menciptakan batu besar dan menjatuhkannya dari langit, serta menciptakan kalajengking dan kelabang sebesar sebuah rumah). Milarepa memperoleh pencerahan dibawah bimbingan yang amat keras dari gurunya, Marpa Lotsawa. Karena keuletan dan devosi yang besar terhadap Dharma, Milarepa berlatih dengan keras, tanpa mengenal lelah setiap detik, hingga tidak memikirkan makan serta hal duniawi lainnya. Dengan memperhatian pikiran yang muncul, membuang semua noda batin, akhirnya Milarepa mampu mencapai pencerahan hanya dalam 1 kehidupan dan memiliki banyak sekali kemampuan supra natural. Milarepa menurunkan silsilah pada Gampopa (1079-1153), yang kemudian diturunkan kepada Karmapa I – Dusum Kyenpa (1110-1193) dan berlanjut hingga sekarang pada Karmapa XVII - Ogyen Trinley Dorje (lahir tahun 1985). Silsilah Kagyud dapat dibagi menjadi 4 aliran besar dan 8 aliran kecil. Keempat aliarn besar tersebut adalah : Phaktru ('phag gru) Kagyud, Kamtsang (kam tshang) atau disebut juga Karma (kar ma) Kagyud, Tsalpa (tshal pa) Kagyud, Barom ('ba' rom) Kagyud. Sedangkan 8 aliran kecil merupakan subbagian dari Phaktru Kagyud, yaitu : Drikhung Kagyud, Drukpa Kagyud, Taklung Kagyud, Yasang Kagyud, Trophu Kagyud, Shuksep Kagyud, Yelpa Kagyud, serta Martsang Kagyud. Pimpinan dari Silsilah Kagyud saat ini adalah Yang Mulia Karmapa XVII - Ogyen Trinley Dorje, yang merupakan reinkarnasi ke 17 Karmapa, dan sekarang hidup di pengasingan di India. Ia di yakini sebagai emanasi dari Bodhisattva Chenrezig, dan akan menjadi Buddha ke 6 yang membabarkan dharma pada masa yang akan datang, dengan nama Buddha Simha (setelah Boddhisatva Maitreya sebagai Buddha ke 5 – yang akan lahir kembali terakhir kali sebagai pangeran Ajita). Buddha Sakyamuni - yang terlahir sebagai pangeran Sidharta Gautama - merupakan Buddha ke 4, Buddha saat ini (akan ada 1002 Buddha dalam Kalpa ini). Buddha Simha (H.H. Karmapa) ini telah diramalkan oleh Sang Buddha sendiri dan tertulis dalam Bhadrakalpa Sutra (ditulis dalam bahasa Sanskerta).

Silsilah Gelugpa

Silsilah Gelugpa berasal dari tradisi Kadampa, yang di ajarkan oleh guru besar dari India, Atisha (982-1054). Silsilah Gelugpa ini didirikan oleh seorang guru besar Tibet, Je Tsongkhapa Lobsang Drakpa (1357-1419). Je Tsongkhapa mendirikan biara Gaden (Drok Riwo Ganden) yang menjadi pusat pengajaran silsilah Gelug. Pimpinan silsilah Gelug disebut dengan Gaden Tripa Rinpoche (pemegang takhta). Yang Mulia Gaden Tripa Rinpoche saat ini adalah Khensur Lungri Namgyel, yang merupakan pemegang silsilah ke 101 dari Gaden Tripa (sejak 2003).
Tokoh yang terkenal dari aliran ini adalah Yang Mulia Dalai Lama XIV. Beliau selain sebagai seorang spiritual, juga seorang tokoh politik Tibet yang disengani berbagai pihak, termasuk negara barat. Dalai Lama XIV saat ini hidup di pengasingan, di Dharamsala (India).
Sumber: http://id.wikipedia.org

No comments:

Post a Comment